Tembakau Garut dan Tradisi Adu Bako

Tembakau Garut dan Tradisi Adu Bako

Tembakau Indonesia memiliki kandungan yang khas dan menakjubkan. Mulai dari tembakau Deli, Temanggung, Garut, Madura, Lombok, dan beberapa tembakau daerah lainnya. Faktor tanah dan lingkungan tumbuh, serta tata laku budayanya menjadi penentu kualitas tembakau. Tak heran jika tembakau Indonesia cukup dikenal sampai manca negara.

Perlu diketahui juga, tembakau Garut adalah satu dari sekian jenis tembakau Indonesia yang cukup dikenal luas. Ada daerah penghasil tembakau di Garut yang kerap menjadi sumber pasokan pabrik rokok yang berada di sekitar Gunung Putri.

Dua merek rokok ternama seperti Rokok Gudang Garam dan Djarum Cokelat mengambil pasokan tembakau dari daerah ini. Tembakau yang tumbuh di deretan gunung besar di Garut, seperti Gunung Cikuray, Papandayan, Gunung Putri dan Gunung Guntur. Tembakau yang tumbuh di sekitaran gunung-gunung itu mampu menghasilkan dan memberikan aroma nikmat.

tingwe

Menurut petani tembakau yang cukup sepuh di Gunung Putri, tanah vulkanik yang berada di kaki gunung Putri dianggap cocok dengan tanaman tembakau yang ditanam petani sekitar. Terbilang satu level dengan tembakau Gunung Sumbing. Kadar nikotinnya bagus.

Saat musim panen tiba, rata-rata daun tembakau ukuran besar yang dihasilkan saat berjumlah 18-20 lembar per kilogram. Sementara untuk ukuran lebih kecil, berjumlah 28 lembar per kilogram. Kadang daun paling kecil tetap bisa dipanen, harganya relatif lebih murah. Namun sedikitnya penghasilan dari situ bisa buat tambahan bayar buruh yang terlibat dalam proses panen. Jenis tembakau paling kecil itu biasanya disebut krosok. Tak jarang beberapa perajin batik tulis menggunakan krosok sebagai bahan baku tinta cair untuk melukis batik.

tembakau

Beberapa tengkulak ada yang masih membutuhkannya, biasanya buat bahan baku cerutu. Biasanya pula daun terkecil sisa panen itu ditiriskan dengan cara ditusuk, kemudian dibikin kering dalam penjemuran selama dua pekan. Barulah setelah itu dipotong-potong.

Salah satu yang menarik dari budaya pertembakauan di Garut adalah berlangsungnya tradisi adu bako. Dalam penentuan harga biasanya petani mengikuti harga pasar. Sehingga tak jarang proses transaksinya dilakukan dengan adu bako.

Tradisi adu bako ini sudah berlangsung cukup lama, dilakukan secara turun temurun. Tujuan sederhananya, tradisi ini dilangsungkan sebagai kegiatan untuk membuktikan kualitas bako yang ditanam petani. Petani yang memiliki kualitas tembakau yang cukup baik akan ditaksir dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan tembakau yang kalah atau dianggap rendah kualitasnya. Sebetulnya kegiatan ini menjadi semacam praktik ijon untuk membeli hasil panen dari tembakau yang sudah diuji melalui ajang adu bako.

tembakauKadang petani mendapatkan lebih dulu uangnya, kemudian disimpan untuk memenuhi berbagai keperluan sehari-hari. Tembakaunya baru nanti menyusul saat panen. Lewat adu bako itulah, sudah bisa dipastikan tembakau yang unggul adalah tembakau yang berkualitas. Bagi mereka yang berani membayarnya, karena sudah menguji kualitas tembakau itu lewat ajang ada bako. Tradisi adu bako ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pemerintah kota Garut. Beberapa tahun terakhir tradisi adu bako menjadi salah satu kegiatan yang diagendakan secara khusus. Bahkan digadang-gadang menjadi daya tarik pariwisata Garut. Selain keindahan panorama gunung dan perkebunan tembakau. Garut memiliki tradisi adu bako yang sudah cukup dikenal luas di tanah Pasundan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Relaksasi Pernapasan dengan Merokok

Relaksasi Pernapasan dengan Merokok

Manfaat Rokok – Kenyataan ini terkesan kontradiktif dengan pendapat umum yang menyatakan merokok menimbulkan sesak napas. Tapi begitulah kenyataannya, aktivitas merokok memang punya manfaat, salah satunya adalah membuat perokok memiliki cara tersendiri untuk melonggarkan pernapasan. Proses Anda mengisap dan mengeluarkan asap ternyata membantu tubuh merasa rileks dan tenang.

manfaat rokok

Pada seseorang yang mengalami panik dan stres, maka dokter akan menyarankan pasien untuk berlatih penapasan. Metode yang biasa disebut relaksasi penapasan. Cara melakukannya akan diminta untuk menarik napas dalam dan menahannya selama 1-2 detik sebelum kemudian melepaskannya.

manfaat rokok

Proses ini persis sama dengan merokok. Pola bernapas seperti ini akan mempelambat denyut jantung dan mengendorkan otot-otot, khususnya otot leher dan punggung, yang sering tegang pada situasi stres.

Foto oleh : Eko Susanto

Pemanfaatan Puntung Rokok sebagai Pembasmi Hama

Pemanfaatan Puntung Rokok sebagai Pembasmi Hama

Manfaat Rokok – Sisa dari rokok seringkali dianggap sebagai sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi. Walaupun tergolong sebagai sampah yang mudah terurai karena berbahanbaku organik, tetapi baru-baru ini ada penelitian dari Kelompok Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta. Menemukan peluang pemanfaatan putung rokok sebagai insektisida nabati.

manfaat rokok

Dari penelitian yang dilakukan selama 1,5 bulan, dengan membandingkan antara pemanfaatan puntung rokok dan ekstrak daun papaya terhadap jumlah kematian Plutellaxylostella (ulat kubis), ternyata putung rokok lebih unggul mempercepat kematian hama tersebut.

Salah satu mahasiswa yang melakukan penelitian ini, Martha Lina, mengatakan prosedur penelitian ini diketahui dari penyemprotan insektisida nabati punting rokok dan ekstrak daun papaya dalam jangka waktu yang ditentukan.

manfaat rokok

Dari penelitian diketahui bahwa ekstrak punting rokok mengakibatkan 100 persen tingkat mortalitas hama yaitu sebanyak 21 ekor ulat kubis dalam kurun waktu tiga hari. Sedangkan ekstrak daun papaya hanya mengakibatkan 65 persen atau sebanyak 14 ekor ulat yang mati dalam kurun waktu 5 hari.

manfaat rokok

Puntung rokok mengandung senyawa alkoida dari daun tembakau. Dengan kata lain menurut Martha, nikotin dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan insektisida.

Foto oleh : Eko Susanto

Sejarah Desa Lekor, Desa Penghasil Tembakau Virginia di Lombok

Sejarah Rokok | Daripada menyebut sebagai Desa Lekor, orang mengenal desa di wilayah selatan Lombok ini dengan sebutan “Desa Tertinggal. Tanah di daerah ini cenderung kering dengan kandungan tanah liat. Penghidupan masyarakat juga tak banyak pilihan. Tanah pertanian seringkali tak tergarap maksimal. Alasan itu yang membuat di daerah ini disebut Daerah Tertinggal dan daerah kantong kemiskinan.

Sabarudin, seorang penduduk Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Loteng, berkisah mengenai banyak orang di kampungnya yang lantas memilih untuk bekerja di daerah lain, di tambang-tambang dan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.

Baru pada dekade pertengahan 80-an orang-orang di desa mempunyai alternatif pencahariaan yang mampu memberikan hasil lumayan untuk biaya hidup sehari-hari. Sabarudin termasuk salah seorang yang memulai budidaya perkebunan tembakau di desa itu. Ia mendapatkan cerita dari kerabatnya di luar desa yang berhasil membudidayakan tembakau jenis virginia.

Ia pun mencoba, dengan terlebh dahulu menghubungi kemitraan untuk mendapatkan informasi dan belajar proses budidaya. Dalam ujicoba yang pertama ternyata usahanya mendapatkan hasil. Dan ia mengajak orang-orang di desanya untuk melakukan hal yang sama. Kemudian pada tahap lanjut membentuk kelompok tani Beriuk Nambah yang berarti bekerja sama-sama atau gotong royong.

Sejarah Rokok
Para Petani Tembakau di Desa Lekor

 

Setelah terbukti mendapatkan hasil yang lumayan, barulah ada satu-dua penduduk desa yang memutuskan kembali dan melakukan praktik yang sama. Berkebun tembakau.

Tetapi, menjadi komunitas yang dikatakan berhasil menjalankan usaha pertanian justru membuat terjadi kesenjangan di masyarakat. Begitu usai panen, pernah rumah salah satu petani dalam Beriuk Nambah didatangi perampok untuk mendapatkan uang dari hasil panen tembakau. Untung saja, tidak terjadi bencana. Mereka justru bahu-membahu melakukan penjagaan.

Selain usaha perkebunan tetap berjalan sampai sekarang. Kelompok tani Beriuk Nambah juga membuat jejaring pengaman sosial dengan membuat peternakan sapi. Bila musim sedang tak baik, maka sapi-sapi itu yang menjadi cadangan keuangan petani.

Sumber gambar: Eko Susanto

from rokokindonesia.com http://ift.tt/1KzZdQo

Budaya: Menjamu Tamu dengan Rokok

Merokok tak hanya merupakan kesenangan pribadi, namun juga menjadi hidangan penting yang disajikan kepada para tamu, tidak ubahnya dengan sirih dan pinang. Begitulah argumentasi dari sejarawan Amen Budiman dan Ong Hok Ham yang disampaikan dalam buku Rokok Kretek: Lintasan Sejarah dan Artinya bagi Pembangunan Bangsa dan Negara.

Pada awal abad 19, masyarakat Indonesia tidak hanya menyajikan tembakau untuk dilinting oleh para tamunya, namun juga telah siap pakai dalam bentuk rokok buatan sendiri.

Menurut mereka, sebuah kutipan dari “Centhini”, sebuah naskah sastra Jawa terkenal yang disusun pada tahun 1814 atas perintah Sunan Paku Buwono V, waktu baginda masih menjadi putra mahkota, membuktikan adanya sajian rokok yang dimaksud.

Sira dhewe ngladenana nyai

lan anakmu dhenok

ganten eses wedang dhaharane

mengko bagda ngisa wissa ngrakit

dhadar kang priyayi

dhayohmu linuhung.”

Artinya:

“Hai dinda, hendaknya egkau sendiri yang melayani

bersama anakmu si upik

dengan sirih, rokok, minum dan makanan

usia isya nanti hendaknya engkau telah selesa menyiapkan makanan yang baik

oleh karena tamumu orang yang mulia.”
Sumber: rokokindonesia.com

Pemerintah Indonesia Antisipasi Kemasan Polos Rokok di Singapura

Atas rencana penerapan kemasan polos produk rokok (plain packaging) yang direncanakan Singapura, pemerintah Indonesia melalui Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, (PEN) Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak menyatakan akan bergerak mengantisipasi.

Kebijakan kemasan rokok polos produk rokok jelas akan merugikan Indonesia. Dari neraca perdagangan rokok di Singapura Indonesia menempati sebagai pengekspor terbesar kedua ke Singapura. “Apabila kebijakan kemasan polos diterapkan Pemerintah Singapura, maka diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekspor kita ke Singapura,” kata Nus, dalam keterangannya tertulisnya di Jakarta.

Menurut data Kemendag, ekspor produk tembakau Indonesia ke Singapura pada 2014 mencapai USD 139,99 juta, menurun 9,66 persen dibanding periode sebelumnya yang mencapai nilai USD 145,96 juta. Pengekspor terbesar ditempati Tiongkok dengan sharemarket sebesar 20,39 prsen.

“Jika kebijakan baru ini diberlakukan, ekspor produk rokok dan produk tembakau diperkirakan makin merosot,” paparnya.

Tindakan pemerintah Singapura diketahui setelah public hearing dengan Health Committee di Parlemen pada 12 Maret 2015. Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Kesehatan Singapura telah mengungkapkan rencana kebijakan standarisasi kemasan rokok maupun produk tembakau. “Salah satunya yaitu Announcement: Pubic Consultation on Standardized Packaging yang menerangkan Singapura akan menerapkan kebijakan kemasan polos.

Nus menjelaskan, Singapura berenana mengadakan konsultasi publik pada akhir 2015 dan terbuka bagi para stakeholders berkepentingan. Ini dilakukan Pemerintah Singapura untuk mendapatkan pandangan atau masukan dari berbagai pihak.

“Ini kesempatan bagi kita, pemerintah, dan produsen rokok dan produk tembakau di Indonesia, untuk menyampaikan pandangan dan masukan sebelum kebijakan itu diberlakukan Singapura dengan argumentasi yang kuat,” papar dia.

Foto: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

Soekarwo: Pemrov Jatim Akan Perjuangkan Nasib Petani Tembakau

petani tembakau
petani tembakau

Pemrov Jatim akan menyiapkan benih untuk membela petani tembakau. Langkah tersebut diambil sebagai upaya pemerintah untuk mengintevensi petanai tembakau agar dapat berdaya saing.

Menurut Soekarwo, Gubenur Jawa Timur, secara subtansi yang sangab serius adalah memperjuangkan nasib petani tembakau.

“Ini karena permasalahan yang sering dihadapi oleh petani tembakau yakni ketersediaan benih tembakau,” ujarnya.

Selain benih dan bibit tembakau, ketersediaan puppuk, pemberantasan “Bank Thitil” atau lintah darat, tataniaga yang panjang hingga kompetisi harga tembakau luar negeri harus difasilitasi dan dihitung secara detail oleh APTI bersama pemerintah, sehingga tidak ada yang salig dirugikan.

“Jika terdapat permasalahan yang terjadi pada sektor regulasi, pemerintah berhak memberikan subsidi,” jelas Soearwo.

Subsidi, imbuhnya, tidak diperbolehkan pada pasar bebar, akan tetapi jika pemerintah memberi subsidi yang diperuntukkan bagi perlindungan konsumen diperbolehkan.

Perlindungan konsumen yang akan dilakukan Pemrov Jatim meliputi standarisasi hingga pemangkasan tataniaga yang panang. Jika tataniaga dipotong, akan memberikan perlawanan terhadap produk tembakau dari luar.

Soekarwo menambahkan, Pemrov Jatim akan melibatkan Bank Tani kepada petani tembakau yang kesulitan di dalam modal. Bank Tani akan dilibatkan agar memberi kemudahan bagi petani tembakau agar bunga ringan.

Sumber: rri.co.id // Foto: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

Petani Tembakau Peringatkan Jokowi Tidak Tandatangani FCTC

Petani tembakau mengingatkan Presiden Jokowi Widodo untuk tidak menandatangani aksesi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Alasannya, aksesi FCTC akan berdampak buruk terhadap petani tembakau dan industri.

Peringatan itu disuarakan dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) ke III yang berlangsung di Magelang, Jawa Tengah (Jateng), sejak Selasa (28/7).

Ketua APTI Jawa Tengah, Wisnu Brata mengatakan bila Jokowi meneken FCTC maka secara langsung akan tunduk kepada hokum internasional yang sifatnya mengikat.

Namun karena Jokowi sudah berjanji melindungi, petani tembakau yakin bahwa ikrar itu tidak akan dilanggar.

Janji tersebut, kata Wisnu, diucapkan pada saat Jokowi bertemu dengan petani tembakau. Wisnu menirukan yang disampaikan Jokowi, dia akan melindungi semua industri padat karya termasuk padat karya dalam hal ini Industri Hasil Tembakau, termasuk petani.

“Saya masih percaya, panglima tertinggi kan Presiden. Beliau menjanjikan petani mendapatkan perlindungan. Makanya kami berharap kebijakan itu tidak sekadar kepentingan kesehatan atau kesejahteraan, harus ada kebijakan yang win win solution, tidak saling merugikan,” kata Wisnu.

Pada aksesi FCTC, WIsnu juga mengingatkan Kementerian Kesehatan untuk tidak menyalin secara keseluruhan regulasi tersebut karena terbukti tidak sesuai dengan ekonomi, social, budaya masyarakat Indonesia.

Karenanya, harus ada aturan yang melndungi semua pihak, termasuk para petani tembakau. Wisnu pun mendorong semua komponen baik pro-kontra untuk duduk bersama.

Wisnu sendiri mengaku, para pemangku kepentingan IHT sangat mendukung larangan merokok di tempat umum. Namun demikian, ia meminta pemerintah juga mengeluarkan regulasi untuk menyediakan area merokok seperti titah Mahkamah Konstitusi.

Foto: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

Petani Khawatirkan Abu Vulkanis Gunung Raung akan Turunkan Kualitas Daun Tembakau

Erupsi Gunung Raung di Bondowoso yang terus berlanjut hingga hari ini membuat petani tembakau di Jember mengkhawatirkan penurunan kualitas tembakau.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember, Hendro Handoko, mengatakan kualitas tembakau dipastikan menurun akibat terpapar abu vulkanis Gunung Raung.

Dalam pantauannya, tembakau yang sudah ditanam petani pada Mei hingga Juni 2015 di Jember terkena paparan abu vulkanis. “Di Jember, hujan abu vulkanis menguyur di 31 kecamatan atau seluruh kecamatan di kabupaten setempat, sehingga seluruh lahan tembakau milik petani terpapar abu vulkanis Raung,” kata Hendro.

Hasilnya banyak petani yang mengeluh karena dipastikan akan merugi pada musim panen nanti yang berlangsung mulai akhir Agustus. Abu vulkanis dari Gunung Raung menempel pada daun tembakau, sehingga menutup pori-pori batang dan daun yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tembakau terganggu hingga berdampak pada kualitas tembakau.

“Kualitas daun tembakau yang menurun tentu akan berdampak pada harga jual ke pabrikan dan eksportir. Petani terancam merugi akibat erupsi Gunung Raung.”

Sementara salah seorang petani tembakau di Jember, Setiawan, mengatakan petani saat ini beramai-ramai menguyur tanaman tembakau dengan mesin pompa air, agar abu vulkanis tidak menempel pada daun tembakau.

“Hujan abu vulkanis yang terus-menerus menguyur Kabupaten Jember sangat berdampak buruk pada lahan perkebunan tembakau karena kualitas tembakau akan menurun, sehingga harga jual ke pabrikan akan rendah,” keluhnya.

Foto: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

“Belum Ada Rencana Kenaikan Cukai Rokok Indonesia Tahun Ini”

Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan, pihaknya belum memutuskan adanya kenaikan tarif cukai terhadap rokok. Sebab hingga saat ini Ditjen Bea Cukai masih fokus di pengawasan.

“Belum ada keputusan. Kita masih ingin intensifikasi atau pengawasan dulu, strateginya pengawasan,” Ujar Dirjen Bea Cukai yang dilantik awal Juli lalu itu.

Kenaikan cukai yang cenderung mengalami peningkatan setiap tahun justru memberikan beban bagi industri rokok untuk bekerja dengan lebih tertib. Sebab, peningkatan cukai yang terjadi justru membuat peluang untuk pemalsuan cukai semakin besar. Juga beban yang ditanggung oleh industri serta tenaga kerja yang terkait dengan industri rokok Indonesia.

Dirinya menambahkan, dengan fokus pada strategi pegawasan terlebih dahulu, juga belum diputuskan apakah akan digunakan instrumen tarif terhadap produk rokok. “Kita masih terus lakukan penindakan-penindakan sama verifikasi administrasi supaya lebih tepat, tertib administrasi,” ujar Heru.

Gambar: Eko Susanto
Sumber: rokokindonesia.com