Manfaat Rokok Bagi Para Tapol di Pulau Buru

Pulau Buru, merupakan kamp kerja paksa (1969-1979), yang didirikan pemerintahan militeristik Soeharto untuk para tahanan politik yang tersangkut atau dituduh simpatisan Partai Komunis Indonesia.

Di Pulau Buru, para tahanan politik ini menanam tembakau, dari benih yang didapatkan dari penduduk lokal dan penjara di Nusakambangan, Jawa Tengah. Pulau ini juga merupakan salah satu sentra cengkeh di jazirah Maluku. Sehingga lengkaplah karakter rokok kretek, yang memang menjadi kegemaran para tahanan politik Buru.

Rokok kretek membawa manfaat bagi para tapol di Pulau Buru. Pengarang terbesar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer melukiskan dalam pengantar buku Kretek – Mark Hanusz, bagaimana ia mengisi hari-hari beratnya di sana dengan menghisap rokok kretek.

Tembakau juga menjadi oleh-oleh dari blok-ke-blok selama di Pulau Buru. Tembakau memang tidak dilarang selama di Pulau Buru, bila para tahanan di geledah, maka tembakau yang mereka bawa tidak akan pernah dirampas.

Sastrawan, Hersri Setiawan dalam bukunya Memoar Pulau Buru menulis: “Di Buru oleh-oleh untuk kawan yang paling lazim memang tembakau. Selain tidak perlu membeli, juga hampir tidak ada tapol yang tidak merokok.” Rokok klobot merupakan salah satu kegemaran para tahanan politik ini.

Sumber foto: Eko Susanto (Flickr)/CC BY 2.0
Rujukan artikel: Rokok Indonesia

via rokokindonesia.com http://www.rokok.in/2014/12/manfaat-rokok-bagi-para-tapol-di-pulau.html

Manfaat Kretek Mebuatnya berjuluk “Rokok Obat”

Rokok khas Indonesia itu bernama Kretek. Seorang kreatif asal Kudus, Haji Djamhari menemukan kretek sekitar tahun 1870-1880. Mula-mula, rokok itu diperuntukkan untuk mengobati penyakit bengek yang diderita oleh Djamhari. Manfaat rokok kretek ini dirasakan langsung oleh Haji Djamhari, penyakit bengeknya berangsur ringan.

Karena khasiatnya sebagai obat, maka rokok Haji Djamhari itu juga dikenal (mendapat julukan) sebagai “rokok obat” pada masa itu. Pada perkembangannya orang Indonesia lebih suka menyebutnya kretek, sesuai dengan bunyi suara yang muncul dari ketika rokok campuran cengkeh-tembakau ini ketika dibakar. Adapun, istilah seperti “Clove Cigarette” (rokok cengkeh) biasanya digunakan dalam konteks produk dan brand, terutama di pasar luar negeri.

Sumber foto: Eko Susanto (Flickr)
Sumber artikel: Rokok Indonesia

via rokokindonesia.com http://www.rokok.in/2014/12/Manfaat-Kretek-Mebuatnya-berjuluk-Rokok-Obat.html

Sigaret cengkeh, rokok rakyat yang kualitasnya istimewa

Judul di atas, diserap dari kalimat persuasi dari iklan lawas produk kretek Djarum, termuat di harian Pedoman, tertanggal 4 Januari 1951. Versi aslinya tertulis dalam ejaan lawas (seperti pada gambar di bawah): Sigaret Tjengkeh Tjap Djarum – Rokok Rakjat Yang Kwalitetnya Istimewa.

Pada iklan digunakan frasa “Sigaret Cengkeh” tapi pada bungkus sudah menggunakan “Sigaret Kretek.” Kalimat persuasi itu menguatkan citra sigaret cengkeh (kretek) sebagai rokok rakyat. Menonjolkan kembali cengkeh sebagai bahan baku –campuran tembakau– yang membedakan jenis rokok rakyat itu dengan rokok putih.

via rokokindonesia.com http://www.rokok.in/2014/12/sigaret-cengkeh-rokok-rakyat-yang.html

5 daerah penghasil tembakau kelas dunia di Indonesia

Indonesia adalah salah satu penghasil tanaman tembakau terbesar dunia. Oleh para petani tembakau, tanaman ini bahkan kerap dijuluki “emas hijau.” Tiap daerah juga memiliki kekhasan cita rasa masing-masing. Tembakau lokal Indonesia juga dikenal memiliki kualitas nomor wahid. Bahkan, jenis tembakau indonesia merupakan komoditas yang paling diburu di pasar tembakau internasional. Berikut ini merupakan lima daerah di Indonesia yang merupakan penghasil tembakau kelas wahid:

Temanggung
Tembakau tak pernah lepas dari kota kecil di jawa tengah yaitu Temanggung. Berada di dataran tinggi dengan letak geografis yang membentang dari lereng Gunung Sumbing sampai Gunung Sindoro, menjadikan Temanggung sebagai ‘surga’ tembakau. Tembakau Srintil, merupakan primadona utama dari Temanggung. Beberapa penikmat rokok kretek menyebut, rokok tanpa tembakau dari Temanggung ini tidak akan menjadi rokok yang mantap dan berkualitas.

Deli
Sejak era kolonial, Deli telah dikenal sebagai salah satu penghasil tembakau terbaik dunia. Karl J. Pelzer, penulis buku Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria (1976), menyebut Deli sebagai ’Dollar Land’. Perpaduan antara benih, iklim dan jenis tanah di daerah Deli menghasilkan tembakau dengan aroma serta cita rasa yang sedap dan gurih. Tembakau Deli juga cocok dipakai sebagai pembungkus cerutu. Di pasar tembakau Eropa, tembakau deli dibanrol EUR 150 per kilogram.

Lombok
Lombok merupakan wilayah yang sangat subur untuk pertanian tembakau. Pada musim tertentu, lahan persawahan di sana akan tampak hijau oleh daun-daun tembakau. Jenis tembakau senang, merupakan salah satu dari jenis tembakau Lombok yang paling digemari dan dicari oleh para pencita rokok kretek. Tembakau beraroma harum dan memiliki warna kuning gading jika telah kering itu tumbuh subur di Dusun Senang, Desa Suntalangu, Lombok Timur.

Jember
Jember cukup terkenal sebagai salah satu daerah penghasil utama tembakau di Indonesia. Jenis tembakau yang banyak ditanam di wilayah ini adalah tembakau Besuki na-oogst. Selai karena aromanya yang khas, tembakau jenis ini terkenal karena elastisnya sehingga sangat pas untuk menjadi bungkus cerutu. Hal itu yang membuat tembakau ini terkenal di pasar internasional.

Madura
Kabupaten Pamekasan adalah salah satu daerah penghasil tembakau terbesar di Madura, dengan luas lahan mencapai 31.251 hektare (tersebar di 13 kecamatan). Sebagian besar tembakau madura diserap oleh pabrik rokok sebagai bahan baku utama rokok maupun sebagai racikan atau campuran kretek. Madura juga terkenal dengan tembakau campalok. Keberadaan tembakau ini cukup langka. Sebab lahan tanam tembakau Campalok hanya terdiri atas dua petak berbentuk huruf U, dan cuma menghasilkan 7 kilogram tembakau setiap musimnya. Lahan tersebut berada di di dusun Jembengan, Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-guluk, Sumenep, Madura.

Sumber foto: Eko Susanto (Flickr)

via rokokindonesia.com http://www.rokok.in/2014/12/5-daerah-penghasil-tembakau-kelas-dunia.html

Manfaat kretek membuatnya berjuluk “rokok obat”

manfaat rokok
manfaat rokok

Rokok khas Indonesia itu bernama Kretek. Seorang kreatif asal Kudus, Haji Djamhari menemukan kretek sekitar tahun 1870-1880. Mula-mula, rokok itu diperuntukkan untuk mengobati penyakit bengek yang diderita oleh Djamhari. Manfaat rokok kretek ini dirasakan langsung oleh Haji Djamhari, penyakit bengeknya berangsur ringan.

Karena khasiatnya sebagai obat, maka rokok Haji Djamhari itu juga dikenal (mendapat julukan) sebagai “rokok obat” pada masa itu. Pada perkembangannya orang Indonesia lebih suka menyebutnya kretek, sesuai dengan bunyi suara yang muncul dari ketika rokok campuran cengkeh-tembakau ini ketika dibakar. Adapun, istilah seperti “Clove Cigarette” (rokok cengkeh) biasanya digunakan dalam konteks produk dan brand, terutama di pasar luar negeri.

Sumber foto: Eko Susanto (Flickr)
Sumber artikel: Rokok Indonesia

Peneliti UGM: tembakau baik untuk kesehatan

manfaat rokok
manfaat rokok

Dalam seminar Tembakau untuk Kehidupan (Hotel Aston, Jember, Desember 2013), peneliti Universitas Gadjah Mada, Dr Toto Sudargo menegaskan bahwa tembakau memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Klaim ini berkebalikan dengan pemahaman orang kebanyakan, yang menganggap tembakau dianggap tidak baik bagi kesehatan.

“Tak banyak yang tahu jika tembakau mengandung banyak komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan,” kata Toto. Menurut Toto, pada daun tembakau terdapat senyawa bioaktif seperti flavonoid dan fenol. Dua senyawa itu menjadi antioksidan yang dapat mencegah penyakit kanker, anti-karsinogen, anti-proliferasi, anti-flamasi, serta memberikan efek proteksi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Toto juga menerangkan bahwa daun tembakau mengandung vitamin C atau asam askorbat yang menjadi antioksidan dan dapat bereaksi dengan antiradikal bebas dengan cara memberikan efek proteksi sel. Di dalam tembakau juga ada zinc (Zn) yang berguna dalam pembentukan struktur enzim dan protein yang bermanfaat bagi tubuh. “Selain itu, tembakau juga mengandung minyak astiri (essential oil) yang dapat digunakan sebagai antibakteri dan antiseptik,” kata dia.

Dalam seminar itu, Profesor Subiyakto dari Badan Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang juga mengingatkan bahwa tembakau selama ini telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan rakyat, terutama di sisi ekonomi. Menurut catatannya, ada sekitar 6 juta penduduk Indonesia yang bergantung kepada industri tembakau. “Tembakau juga memberikan cukai yang tinggi bagi negara. Tahun 2012 saja sebanyak Rp 70 triliun,” kata Subiyakto.

Saat ini, kata dia, pemerintah juga perlu mengambangkan program diversifikasi tembakau agar bisa memberikan banyak manfaat dalam berbagai produk. Pasalnya, tembakau juga bisa dijadikan bahan kimia dasar yang dapat digunakan untuk bahan pestisida, kosmetik, obat bius, industri farmasi, dan lain sebaginya. “Jadi, sego bebek (nasi bebek) malah lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan tembakau jika sama-sama dikonsumsi secara berlebih,” kata dia berkelakar.

Desak Nyoman Siksiawati, Kepala UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang dan Lembaga Tembakau Jember, mengatakan seminar ini diadakan untuk memberikan informasi kepada publik agar tembakau tak hanya dilihat dari sisi negatifnya. Dia mengaku tidak ingin membuang energi dengan menanggapi berbagai kontroversi serta pandangan miring yang dialamatkan sejumlah pihak kepada komoditas tembakau. Tembakau, kata Desak, bukan hanya dijadikan rokok, namun juga bisa dijadikan berbagai produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Publik, khususnya petani tembakau, harus tahu bahwa masih banyak peluang dari komoditas tembakau. “Selain itu, kami juga ingin menjaga eksistensi tembakau sebagai bagian budaya masyarakat, seperti tulip di Belanda atau sakura di Jepang,” kata Desak.

Rujukan: http://www.tempo.co/read/news/2013/12/23/173539731/Peneliti-Tembakau-Baik-untuk-Kesehatan
Ilustrasi Foto: Eko Susanto (Flickr)/CC BY 2.0

Manfaat rokok bagi para tapol di Pulau Buru

manfaat rokok
manfaat rokok

Pulau Buru, merupakan kamp kerja paksa (1969-1979), yang didirikan pemerintahan militeristik Soeharto untuk para tahanan politik yang tersangkut atau dituduh simpatisan Partai Komunis Indonesia.

Di Pulau Buru, para tahanan politik ini menanam tembakau, dari benih yang didapatkan dari penduduk lokal dan penjara di Nusakambangan, Jawa Tengah. Pulau ini juga merupakan salah satu sentra cengkeh di jazirah Maluku. Sehingga lengkaplah karakter rokok kretek, yang memang menjadi kegemaran para tahanan politik Buru.

Rokok kretek membawa manfaat bagi para tapol di Pulau Buru. Pengarang terbesar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer melukiskan dalam pengantar buku Kretek – Mark Hanusz, bagaimana ia mengisi hari-hari beratnya di sana dengan menghisap rokok kretek.

Tembakau juga menjadi oleh-oleh dari blok-ke-blok selama di Pulau Buru. Tembakau memang tidak dilarang selama di Pulau Buru, bila para tahanan di geledah, maka tembakau yang mereka bawa tidak akan pernah dirampas.

Sastrawan, Hersri Setiawan dalam bukunya Memoar Pulau Buru menulis: “Di Buru oleh-oleh untuk kawan yang paling lazim memang tembakau. Selain tidak perlu membeli, juga hampir tidak ada tapol yang tidak merokok.” Rokok klobot merupakan salah satu kegemaran para tahanan politik ini.

Sumber foto: Eko Susanto (Flickr)/CC BY 2.0
Rujukan artikel: Rokok Indonesia

“Rokok Panitia”

“Silakan isap saja, ini rokok panitia, kok!” demikian sebuah kalimat yang kerap terlontar dalam sebuah acara kumpul-kumpul.

Sesuai dengan budaya pedesaan Indonesia, dalam sebuah hajatan, para tetangga atau sanak famili akan bergotong-royong membantu persiapan acara. Mulai dari urusan pasang tenda, sampai persoalan dapur. Biasanya sembari mengawal persiapan acara, para tetangga dan sanak famili juga bersilatuhrahmi mulai dari sekadar berbincang, bermain kartu, minum kopi, hingga menonton televisi. Di saat itulah aktivitas kebal-kebul asap rokok kretek akan turut meramaikan suasana.

Pada momen istilah “Rokok Panitia” kerap terdengar. “Rokok Panitia” merujuk pada rokok yang disediakan oleh tuan rumah, dalam sebuah hajatan biasanya lahiran, pernikahan, atau kematian. Atau terkadang karena nuansa guyub rukun, beberapa orang dalam momen seperti ini akan mengeluarkan rokoknya dan mendaulatnya sebagai “rokok panitia” –mempersilakannya untuk dinikmati ramai-ramai.

Bila di saat tertentu rokok habis, maka tak jarang akan muncul pertanyaan setengah menyindir, “rokok panitianya mana nich?”

Sumber: http://ift.tt/1CHVqZp
Ilustrasi foto: Eko Susanto (flickr)/CC BY 2.0

via rokokindonesia.com http://ift.tt/1CHVrfG

Menjamu Menteri Susi dengan rokok dan kopi

Kepala Seksi Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Subandi, mengaku awalnya bingung menyiapkan makanan untuk Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti yang berkunjung ke Sinjai, Selasa, 16 Desember 2014.

Subandi pun meminta pertimbangan Ketua Kelompok Hutan Bakau Sinjai Zainudin, yang juga merupakan sahabat Susi. Zainudin dan Susi sudah lama saling kenal, dan menjalin bisnis jual-beli ikan jauh sebelum Susi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Dari Zainudin, Subandi mendapat kiat sederhana (tak perlu repot) untuk menjamu Menteri Susi. “Katanya, cukup disiapkan rokok dan kopi, sudah senang,” kata Subandi mengutip Zainudin.

Sumber: http://ift.tt/1CHVok4
Ilustrasi foto: Eko susanto (flickr)/CC-BY 2.0

via rokokindonesia.com http://ift.tt/1CHVok7

Ahok tolak larangan jual rokok di terminal

Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana melarang keberadaan pedagang rokok di terminal. Namun, rencana itu mendapat respon sengit dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Ahok menjelaskan pedagang rokok di terminal memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Akan memberatkan pedagang bila tak diizinkan berjualan rokok di terminal. Ahok terlihat tidak mematikan potensi perekonomian para pedagang kaki lima (PKL).

Menurutnya yang justru harus diperhatikan adalah bagaimana mendidik PKL agar tertib, misal dalam soal menjaga kebersihan dan ketertiban lalu lintas. “Makanya itu gak bisa. Saya barusan beri pengarahan kepada Pak Bukit, jadi kalau kamu larang adalah PKL yang bikin macet. Kalau yang tidak ya gak masalah,” kata Ahok, Jumat (12/2).

Sumber: http://ift.tt/1xghsUo

via rokokindonesia.com http://ift.tt/1xghrQe