“Blokosutho adalah Bahasa Jawa yang berarti keterbukaan atau apa adanya. Di dalam rokok ini mengandung obat adapun gambar yang ditampilkan di cover depan tidak ada hubungannya dengan kandungan rokok ini.”
Itulah kalimat yang tertera di bungkus rokok obat Blokosutho produksi Majmaal Bahroin Hubbul Wathon Minal Iman, salah satu Tarekat Shiddiqiyyah di Jombangi.
Rokok obat sebenarnya bukan hal baru, karena sebelumnya ada produk Divine Kretek yang juga menyatakan bekerja secara nanoteknologi sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup penggunannya. Tetapi keberadaan rokok Blokosutho ini diterima oleh masyarakat, khususnya anggota Tarekat Shiddiqiyyah.
Menurut Muklis (32) warga Soerudji, Kepanjen, Kabupaten Malang, membeli rokok karya KH Muhammad Muktar Mukti, mursyid Tarekat Shiddiqiyyah, sekaligus bentuk kepeduliaan sosial religinya. “Karena setahu saya hasil penjualan dari rokok maupun rokok lain dari Sehat Tentrem (ST) yang dikelola oleh Tarekat Shiddiqiyyah juga diperuntukkan untuk dana pembangunan rumah layak huni (RHL) masyarakat,” katanya seperti dikutip malangtimes.com.
Gambar ilustrasi: Eko Susanto