Gagalnya Proyek Monica menemukan kaitan rokok dan penyakit kardiovaskuler

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1980 membuat sebuah proyek besar untuk menjawab berbagai kecenderungan kematian akibat penyakit kardiovaskuler (CVD) yang melibatkan 10 juta orang responden di seluruh dunia dengan kisaran usia 25-64 tahun, dan dibentuk 32 sentra kolaborasi di 21 negara. Proyek ini dikenal dengan Proyek Monica (Monitoring of trend and determinants in Cardivascular Disease).

Rokok yang diduga sebagai penyebab dari timbulnya penyakit kardiovaskuler ternyata tak terbukti. Proyek Monica tak menemukan kaitan antara hubungan trend faktor risiko utama CVD seperti kolestrol serum darah, tekanan darah dan kosumsi rokok. Juga tak ada hubungan tren pengaruh (serangan fatal dan non-fatal) stroke dan penyakit jantung koroner.

Ternyata, penyakit kardiovaskuler tersebut disebabkan karena defisiensi asam folat (folic acid); demikian juga dengan ibu hamil memerlukan asam folat lebih tinggi daripada sebelum hamil, bisa fatal dalam pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.

Foto: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

Resep Umur Panjang Perokok

Mark Twain, satrawan yang terkenal melalui karyanya Petualang Tom Sawyer dan menjadi acuan bagi para penulis dunia ini, punya cerita tentang resep umur panjang.

Pada perayaan ulang tahunnya yang ke 70 tahun, dan barangkali tertawa sambil mengisap tembakau ia menuliskan resep umur panjangnya demikian:

“Saya telah mencapai umur tujuh puluh dengan cara biasa: dengan mengikuti secara ketat jalan kehidupan yang mungkin akan membunuh orang lain. Kedengarannya seperti berlebihan, tetapi ini benar-benar aturan umum untuk mencapai usia tua. Ketika kita meneliti dari setiap orang tua yang cerewet, kita selalu menemukan bahwa kebiasaan yang telah membuat mereka bertahan mungkin akan membusukkan kita… Saya tawarkan di sini sebuah dugaan… bahwa kita tidak dapat mencapai usia tua lewat jalan orang lain…

Saya telah membuat suatu aturan untuk tidak merokok lebih dari satu cerutu pada satu waktu. Saya tidak memiliki pembatasan lain soal merokok. Saya tidak tahu kapan saya mulai merokok. Saya hanya tahu bahwa itu berlangsung selama ayah saya masih hidup dan saya merokok diam-diam. Beliau meninggal pada awal tahun 1847, ketika saya melewati umur sebelas tahun.

Sejak saat itu saya merokok terang-terangan. Sebagai contoh untuk orang lain, dan bukan karena saya peduli untuk membatasi diri, saya selalu mempraktekkan untuk tidak tidur dan tidak pernah menahan diri ketika terjaga. Ini merupakan praktek yang baik. Maksud saya, bagi saya, tetapi beberapa dari Anda mengetahui dengan baik bahwa itu tidak akan menjawab pertanyaan semua orang yang mencoba mencapai umur tujuh puluh tahun…

Hari ini, sudah enam puluh tahun saya mulai merokok hingga kini.”

Foto: Eko Susanto (Flickr)

Sumber: Rokok Indonesia

Resep Umur Panjang Hadi Sumitro

Tahun ini, usia Hadi Sumitro akan genap 90 tahun. Usia yang relatif panjang bila dibandingkan rata-rata usia manusia saat ini. Namun, kesehatannya tergolong baik. Pendengarannya bagus. Bicaranya jelas dan mantap.

Kakek dengan 6 anak dan 14 cucu ini merupakan pengagum berat Soekarno dan Sultan Hamengkubuwono IX. Di dinding rumahnya yang asri dan sederhana, tepatnya di ruang tamunya, terdapat tokoh idolanya, Soekarno, dan bersanding dengan bendera merah putih yang digantung seadanya.

Sekarang ini, kesehariannya ia mengembala kambing di sekitar Kaputren Candi Ratu Boko. Sembari mengawasi kambing yang dibiarkan mencari makan, biasanya ia mengisap rokok kretek merek 76. Dua bungkus rokok 76 ia habiskan setiap harinya, dan juga tambahan tembakau yang dilinting sendiri.

Tapi, apa yang membuat panjang umur?

Ia menjalani hidup dengan bergembira, “Hidup itu harus sederhana , Le, Gusti Allah telah memberikan rejeki yang banyak dan menjadikanmu kaya,” katanya dalam bahasa jawa.

Selain itu, ia mengaku rajin laku mutih sejak muda.

Foto: Eko Susanto via Flickr
Sumber: Rokok Indonesia