Kampanye anti-rokok Tere Liye menuai kritik

Sastrawan yang telah menerbitkan buku-buku best seller Tere Liye, diprotes pengagum lantaran kampanyekan antirokok di laman fanpage Facebook. Dalam kampanyenya, Tere Liye menuliskan: “Keuntungan bersih PT HM Sampoerna tahun 2014 adalah 10,1 triliun rupiah. Kalau gaji kalian 10 juta/bulan, maka kalian butuh nyaris 1.000.000 bulan bekerja agar menyamai untung perusahaan rokok ini.”

Sekilas, pernyataan Tere Liye ini terkesan matematis, bahwa pengusaha rokok Indonesia jauh di atas penghasilan para perokok. Juga semestinya orang miskin tidak memperkaya orang-orang yang sudah sangat kaya.

“Tapi ya sekilas saja. Kalau sudah dua kilas, akan tampak jika sudup pandangnya agak memprihatinkan. Maksud saya, kalau memang mau konsisten memakai nalar perbandingan ala begituan, kenapa nggak sekalian Mas Tere pakai contoh pola-pola konsumsi yang lain?” tanya pengagum Tere Liye sebagai dimuat di mojok.co pada 6 Juli 2015 lalu.

Ia kemudian menyampaikan contoh-contoh konsumsi lain, bagaimana konsumen mie instan dan juga pengguna jasa layanan telekomunikasi Telkomsel  atau Indosat yang jumlah uangnya tak bisa menandingi keuntungan perusahaan-perusahaan tersebut.

“Sekali lagi, logikanya matematikanya boleh sih. Tapi konteksnya wagu (tak tepat),” katanya, apalagi untuk seorang penulis yang menulis Negeri Para Bedebah.

Gambar: Eko Susanto

Sumber: rokokindonesia.com

Leave a comment